Nawa > Luna

04:15 PM at Luna's house

“Ahh ah ah-”

Kegiatan panas sepasang insan di dalam sebuah kamar mewah milik sang wanita yang sudah hampir satu tahun menjalin hubungan dengan kekasihnya itu semakin memanas bersamaan dengan bulir keringat yang terus menetes membasahi keduanya.

Ah yes, there Olik.. Ouh” Luna terus mendesah di bawah kungkungan tubuh kekar Olik yang terus menghujamnya di bawah sana.

Sesekali tubuh Luna mengejang ketika Olik menumbuk titik ternikmatnya lalu mempercepat genjotannya. Desahan keduanya pun bersahut-sahutan, membuat nafsu mereka semakin menggebu-gebu.

Ah sayang, kamu cantik banget..” Olik yang memang pandai memuji itu terus saja memuja kecantikan kekasihnya. Apalagi cahaya temaram karena lampu kamar yang sengaja dimatikan dan hanya lampu tidur yang menyala di sebelahnya, menambah kesan erotis bagi mereka.

Dan ketika Luna berteriak, Olik tahu jika kekasihnya akan 'keluar' sebentar lagi. Olik menambah kecepatannya, menikmati keindahan Luna ketika ia mengejang dan mengeluarkan seluruh cairannya, disusul Olik yang mengeluarkannya di dalam.

Tenang, mereka selalu memakai pengaman jika sedang bercinta.

“Capek, sayang?” Olik merapihkan helaian rambut panjang Luna yang menutupi wajahnya lalu mengecup bibirnya sebelum merapihkan dirinya sendiri.

“Capek, tapi enak, hehehe.” tawa Luna.

Kekehan kecil juga keluar dari bibir tebal Olik.

Setelah keduanya merasa cukup bersih, Olik kembali berbaring dan memeluk Luna dengan erat.

Keduanya hampir terjatuh tidur ketika sebuah suara notifikasi ponsel Olik berbunyi beberapa kali. Setelah mengambil ponsel dan membaca isi pesannya, Olik langsung beranjak dari tidurnya lalu memakai pakaiannya.

“Sayang? Kenapa?” Tanya Luna kebingungan melihat Olik seperti buru-buru.

“Aku kayaknya harus pergi, sayang, Nawa lagi butuh aku.”

“Tapi kita baru aja selesai loh, masa kamu mau ninggalin aku??”

“Maaf, cantik. Ini mendadak dan penting banget. Nanti aku kabarin kalau urusannya udah selesai ya? Bye.”

Olik mengecup kening Luna lalu pergi meninggalkan Luna yang terlihat kesal itu.

“Nawa lagi, Nawa lagi! Keseelll.”

-