A Long Hug

22:10 Nathan's house

Tak perlu waktu lama bagi Oliver untuk sampai di rumah Nathan. Setelah dibukakan pagar dan memarkirkan motornya di garasi, Oliver pun masuk mengikuti Nathan di depannya.

“Lo udah makan malem? Kalo belom gue bikinin makan dulu nih.” Nathan duduk disamping Oliver yang sudah melepaskan Jaketnya.

“Gue udah makan kok, Nat.”

Mereka berdua saling tatap namun ada tanda tanya di mata Oliver.

“Sebenernya ada yang mau gue tanyain, Nat.”

“Apa?”

“Kenapa lo mau? Maksud gue, itu kan gue lagi mabok. Harusnya lo gak usah beneran nurutin kemauan orang mabok gak sih?”

Nathan terkekeh mendengar pertanyaan Oliver. “Lo kan masih gue sewa, artinya lo masih jadi pacar gue sebelum masa sewa abis.”

Oliver ikut terkekeh dan menggelengkan kepalanya. Jadi ini alasannya?

“Kenapa ketawa? Bener lagi. Kalo pacaran kan harus give and take. Kemaren pas gue crowded lo temenin gue keluar, ngajak gue makan terus liat butterfly. Sekarang lo lagi butuh afeksi ya gue kasih.”

“Baru kali ini gue punya hubungan yang macem ini sama partner gue.” Oliver menyamankan duduknya di sofa lalu melanjutkan kata-katanya.

“Biasanya kalo lagi on job, kerjaan gue ya cuma nurutin request an parter gue hahaha. Apalagi lo berani banget ngajak gue yang notabene nya stranger masuk ke rumah lo, malem-malem lagi. Cuma buat do some cuddle.”

“Ya ini kan bukan pertama kalinya gue nyewa lo. Orang tua gue juga udah kenal lo, buat apa takut? Paling kalo gue kenapa-kenapa juga lo yang bakal di abisin bokap gue.”

Keduanyapun tertawa. Baru kali ini Nathan melihat Oliver tertawa selepas ini, dan Nathan menyukainya.

Tanpa sadar Nathan dan Oliver menyukai hal yang sama satu sama lain. Senyum dan tawa. Satu hal yang berkesinambungan bukan?

“Agak gak bertujuan banget gak sih kalo kita hugging doang? Mau sambil nonton netflix gak?” Nathan bersuara menawarkan.

“Oh kita mau netflix and chill?”

“Stress lo. Gak gitu maksudnya hahaha.”

Nathan sedikit memukul lengan besar Oliver lalu setelahnya beranjak untuk mengambil cemilan dan soda untuk amunisi mereka.

Nathan duduk kembali di samping Oliver setelah menyalakan TV dan memilih tayangan apa yang ingin mereka tonton.

“Sini deketan, katanya want some hug?”

“A long hug as your promises?”

Dan Oliver langsung berhambur ke pelukan Nathan, benar-benar seperti bayi. Nathan gak tau kenapa Oliver bisa segemas ini.

Kini keduanya fokus menonton tayangan di depan mereka dengan Nathan yang merengkuh Oliver serta mengelus kepalanya.

Pelukan yang dirasa Oliver sangat hangat. Ini kali pertama juga bagi Oliver merasakan pelukan selain dari para sahabatnya.

Dari pelukan ini, Oliver bisa mendengan suara degup jantung Nathan yang iramanya sangat Oliver suka. Ok sepertinya Oliver akan kecanduan.


“Wow panjang juga durasi film nya.”

“Durasi pelukannya juga beneran long, hahaha.”

Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam ketika film selesai diputar. Posisi mereka juga sudah berubah. Nathan yang berbaring sedangkan Oliver bertelungkup di samping Nathan dengan kepala yang berbaring diatas dada bidang Nathan. Bersyukur sofa nya lebar, jadi muat menampung mereka berdua tanpa perlu bertindihan.

Nathan mengeratkan pelukannya, melirik sekilas Oliver yang setengah mengantuk.

Ehem. Sebenarnya Nathan gak kuat mau teriak, soalnya Oliver bener-bener imut banget sekarang.

Tangan Oliver di pinggangnya pun ikut mengerat ketika merasa pergerakan dari Nathan.

“Ngantuk banget? Mau tidur di sini aja? Bahaya juga sih kalo lo nyetir malem-malem, apalagi udah ngantuk gini.”

Oliver mengangkat kepalanya menatap Nathan. “Gapapa? Serius?” Tanya nya.

“Iya gapapa. Gue punya kamar satu lagi kok. Lo bisa tidur disana.”

Sebenarnya Oliver gak mau pelukan mereka dilepas, namun ia juga masih punya adab untuk tidak meminta mereka tidur satu kamar.

Jadilah Oliver hanya mengangguk menuruti Nathan untuk masuk ke kamar yang dimaksud. Ok, bermalam di rumah Nathan juga tidak terdengar buruk sih.

Oliver memandang langit-langit kamar dengan berbagai macam pikiran di otaknya.

“Sial, nyaman banget lagi di peluk kayak tadi sama dia. Besok boleh minta peluk lagi gak ya?”

Dan setelahnya notifikasi ponselnya berpunyi.

Pesan dari Nathan ternyata.

“Good night, Oliver.”